Cara Menyusun dan Contoh Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

RAB atau Rancangan Anggaran Biaya biasanya sangat diperlukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Biasanya setiap pekerjaan tertentu akan diidentifikasi sebagai sebuah project atau proyek. Jadi Rancangan Anggaran biaya atau RAB pun akan disusun untuk setiap proyek. Perusahaan yang menjalankan hal seperti ini biasanya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan perusahaan event organizer. Dalam artikel ini akan lebih berfokus bagaimana cara menyusun RAB untuk perusahaan konstruksi.

Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang kegiatan usahanya berupa jasa pengerjaan pesanan dari customer untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan tertentu. Sebagai contoh perusahaan konstruksi biasanya mengerjakan pembangunan rumah atau gedung atas pesanan dari Perusahaan Developer, Selain itu perusahaan konstruksi juga bermacam-macam jenisnya. Ada yang bergerak dalam bidang sipil (bangunan) ada yang khusus kontraktor desain, kontraktor khusus kelistrikan, kontraktor khusus finishing seperti spesialis pengecatan, kontraktor spesialis penyelesaian laintai dan lain sebagainya. Perusahaan kontraktor dalam menjalankan pekerjaannya biasanya meminta bantuan kontraktor lain. Sebagai contoh, perusahaan konstruksi sebut saja PT A, mendapatkan pesanan untuk membangun sebuah ruko dari sebuah perusahaan Developer. Dalam memenuhi permintaan dari perusahaan Developer tersebut, PT A siap menjalankan pembangunan Ruko sesuai permintaan. Namun karena PT A tidak memiliki keahlian dalam bidang pengecatan dan pemasangan Lantai, Maka PT A ini mengajak PT B sebagai perusahaan konstruksi spesialis pengecatan dan PT C sebagai perusahaan konstruksi spesialis penyelesaian lantai. PT A menganggap PT B dan PT C ini adalah sebagai perusahaan Subcon (Sub Contractor)

Sebelum Menjalankan pekerjaan pembangunan ruko yang diminta oleh perusahaan developer, maka PT A akan menyusun budget atau anggaran proyek, Dan dalam hal ini juga PT A akan menerbitkan RAB External sebagai bentuk surat penawaran proyek berupa detail budget setiap pekerjaan dan nilai proyeknya yang harus dibayar oleh perusahaan developer tersebut.

Material Budget

Dalam dunia proyek kita sama-sama mengenal istilah material dan budget proyek. Material adalah barang-barang yang akan digunakan untuk penyelesaian proyek, sedangkan budget adalah nilai batas dari penggunaan material tersebut.

Sebagai contoh untuk mengerjakan sebuah proyek pembangunan ruko maka perusahaan kontraktor memerlukan material berupa besi, semen, batu bata dan lain sebagainya. Untuk membeli semua material tersebut maka harus ditentukan budget maksimal dari harga material tersebut.

Jika biasanya kita membeli semen dengan kisaran harga Rp. 53.000 – 57.000 per zak, maka kita bisa menentukan budget untuk membeli semen tersebut yaitu Rp.60.000.

Jika realisasinya untuk membeli semen tersebut adalah dengan harga Rp. 56.000, maka nilai Rp. 56.000 ini disebut dengan Actual Cost. Sedangkan selisih antara Actual Cost dan Budget Cost yaitu 60.000 – 56.000 = 4.000 adalah disebut dengan variance. Yang akan dianggap menjadi HPP proyek nantinya jika Semen ini dipakai untuk mengerjakan sebuah proyek adalah nilai budgetnya yaitu Rp. 60.000 meskipun sebenarnya yang dikeluarkan untuk membeli material adalah hanya senilai RP. 56.000.

Labor Cost

Labor Cost adalah biaya – biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan sebuah proyek selain biaya material baik berupa biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Biaya langsung meliputi biaya tenaga kerja proyek seperti mandor, tukang, kernek, pengadaan ember aduk dan lain sebagainya. Sedangkan biaya tidak langsung misalnya biaya keamanan, biaya setoran kepada preman setempat dan lain sebagainya.

WOrk Price Analysis (WPA) / Formula Pekerjaan

WPA adalah rumusan detail pekerjaan yang terdiri dari keterangan pekerjaan proyek dan detail material serta labor costnya dalam sebuah pekerjaan:

Sebagai contoh:

Pekerjaan Dinding (M2)

  • Batu Bata = 80 Pcs
  • Semen = 0,5 Zak
  • Pasir = 50 Skop
  • Tenaga kerja = Rp. 500

Contoh diatas adalah untuk mengerjakan sebuah dinding seluas 1 m2 diperlukan Baru Bata sebanyak 80 pcs, Semen 0,5 Zak dan Pasir 50 Skop.

Sehingga jika luas dinding yang mau dibangun adalah 200 m2, maka material-material yang diperlukan tinggal dikalikan dengan 200, yaitu kebutuhan Batu Bata = 16000 pcs, Semen 100 Zak dan Pasir 1000 skop.

Selain biaya untuk membeli material tersebut, dalam rumus analisa biaya setiap pekerjaan juga perlu dicantumkan estimasi biaya tenaga kerjanya, Misalkan untuk mengerjakan 1 M2 dinding diperlukan tenaga kerja sebesar Rp. 500,-

Menyusun RAB

RAB merupakan susunan dari semua pekerjaan beserta detail material yang diperlukan beserta labor costnya.

RAB terdiri dari minimal 2 dokumen yaitu RAB Internal dan RAB Penawaran. Di dalam RAB internal berisi kebutuhan seluruh material dan biaya tenaga kerja beserta nilai budget internal. Sedangkan RAB Penawaran berisi kebutuhan seluruh material dan biaya tenaga kerja beserta nilai yang sudah dimarkup atau harga yang sudah dinaikkan untuk diambil keuntungannya. RAB Penawaran inilah yang akan diajukan atau ditunjukkan kepada customer agar mereka mengetahui berapa besarnya nilai proyek yang harus mereka bayar nantinya.

Contoh RAB

Berikut adalah contoh RAB yang dihasilkan menggunakan Software Akuntansi Accurate Deluxe.

RAB Pekerjaan

RAB Material Detail

Perusahaan konstruksi Anda belum menggunakan Accurate Deluxe? coba gratis sekarang